Tips Budidaya Jahe Gajah di Lahan Sempit Agar Hasil Melimpah

Budidaya Jahe Gajah - Jahe atau Zingiber officinale adalah salah satu komoditi yang cukup terkenal di Indonesia, bukan hanya sebagai bumbu masak tetapi banyak juga dipakai sebagai bahan obat herbal. Jahe termasuk kedalam suku temu-temuan sama seperti, kunyit, lengkuas, temu lawak, dan lain-lain. Tanaman jahe hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.


Pada dasarnya jahe digolongkan kedalam beberapa jenis, yaitu: jahe emprit, jahe merah, dan jahe gajah. Dari ketiga jenis tersebut, jahe gajah merupakan jenis jahe yang mempunyai ukuran paling besar dan dipercaya memiliki kualitas paling baik.

Ciri-ciri Jahe Gajah:

  1. Jika dilihat dari bentuk fisiknya, jahe gajah atau ada juga yang menyebutnya jahe badak memiliki rimpang yang besar dan gemuk. 
  2. Ruas dari rimpangnya jauh lebih gemuk jika dibandingkan dengan jahe merah atau jahe emprit. 
  3. Biasanya memiliki warna kuning atau kuning muda pada rimpangnya.
  4. Memiliki serat yang lebih halus jika dibandingkan dengan jenis jahe lainnya.
  5. Memiliki aroma yang lebih tajam, namun memiliki rasa yang kurang pedas.

Saat ini budidaya jahe gajah cukup populer dikalangan petani lokal, karena modal yang diperlukan relative sedikit namun memiliki persentase keuntungan yang berlipat ganda.

Jika Anda tahu tips budidaya jahe gajah di lahan sempit dengan mengandalkan media tanam polybag atau karung bekas. Maka bukan tidak mungkin, Anda akan mendapat keuntungan berlipat ganda dengan modal terjangkau.

Sedikit bocoran tentang keuntungan budidaya jahe gajah. Misal Anda membeli bibit jahe gajah dengan harga Rp. 10.000/kg, dan memanfaatkan karung bekas yang sudah tidak terpakai.

Satu kg jahe gajah dapat dijadikan sekitar 15-20 bibit tanaman. Setelah berusia 8 bulan setelah penanaman, umumnya penen pertama dapat mencapai 25 kg/karung. Jika harga jahe gajah dipasaran berkisar 5 ribu sampai 6 ribu rupiah/kg, sudah dipastikan Anda mendapat untung yang cukup besar.

Cara Budidaya Jahe Gajah:

1. Pembibitan Jahe Gajah

  • Siapkan bibit jahe gajah.
  • Siapkan air sebanyak 15 liter, kemudian larutkan 1 tutup botol PHEFOC (Pestisida Herbisida Fungisida Organik Cair), lalu tambahkan gula pasir sekitar 2 sendok makan, dan diamkan sekitar 15 menit agar larutan tercampur sempurna.
  • Celupkan rimpang jahe kedalam tarutan PHEFOC, diamkan selama 15 menit lalu keringkan.
  • Siapkan air sebanyak 15 liter, kemudian larutkan 5 tutup botol SOT BINAGRO, lalu tambahkan gula pasir sekitar 3 sendok makan, dan diamkan sekitar 15 menit agar larutan tercampur sempurna.
  • Selanjutnya rendam kembali rimpang jahe dengan zat pengatur tumbuh SOT BINAGRO yang telah disiapkan selama kurang lebih 6 jam.
  • Setelah 6 jam, angkat rimpang lalu keringkan.
  • Bibit jahe gajah telah siap untuk disemai.
Keuntungan menggunakan SOT BINAGRO:
  1. Dapat memperkuat jaringan akar dan batang.
  2. Persentase hasil panen meningkat sampai 80%.
  3. Meningkatkan daya tahan terhadap serangan jamur dan penyakit.
  4. Meningkatkan jumlah tunas hingga 200%.
  5. Mampu mempercepat masa panen tanpa mengurangi kualitas tanaman.
  6. Mampu mengendalikan serangan hama penyakit.

2. Proses Penanaman Budidaya Jahe Gajah

  • Siapkan media tanam serta polybag berukuran besar atau karung bekas.
  • Tanam bibit jahe yang sebelumnya telah dipersiapkan.
  • Setelah ditanam, siram secukupnya agar media tanam tetap lembab.
  • Jangan langsung diletakan di tempat terbuka sebelum tanaman berusia sekitar 2 bulan.
  • Setelah 2 bulan, pindahkan tanaman jahe ketempat terbuka agar mendapat asupan sinar matahari yang cukup.

3. Perawatan Taman Jahe Gajah

  • Lakukan penyiraman rutin setiap 2 hari sekali.
  • Pemupukan rutin dilakukan setiap 2 bulan sekali.

4. Proses Panen

Proses panen jahe gajah biasanya dapat dilakukan setelah usia tanam mencapai 8 bulan hingga 12 bulan. Proses panen jahe gajah pada media polybag atau karung bekas sangat mudah dan tidak perlu penanganan khusus.


Selain itu, hasil penennya jauh lebih melimpah jika dibandingkan dengan menanam jahe di lahan biasa. Sebagai perbandingan, jika menanam jahe di kebun, umumnya satu rumpun hanya menghasilkan 1-5 kg jahe siap panen. Sedangkan pada media polybag atau karung bekas, umumnya 1 rumpun mampu mencapai 10-25 kg.

Keuntungan lain dari budidaya jahe gajah menggunakan karung bekas adalah waktu yang diperlukan untuk menanam jauh lebih singkat yaitu berkisar antara 8-10  bulan, jahe telah siap panen. Sedangkan untuk budidaya jahe dengan cara biasa di lahan kebun membutuhkan waktu tanam sekitar 12 bulan bahkan lebih.

Alasan Budidaya Jahe Gajah Sangat Menguntungkan

  • Jahe dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 - 2100 mdpl, sehingga memiliki cakupan lahan budidaya jahe relative lebih luas.
  • Permintaan pasar terhadap jahe cukup tinggi, baik untuk pasar lokal maupun kepentingan ekspor. Sehingga tidak akan kesulitan untuk menjualnya.
  • Cara budidaya jahe gajah cukup mudah dan murah, serta tidak membutuhkan pemeliharaan khusus.
  • Harga jual jahe cukup tinggi, terutama jahe dalam bentuk olahan.
  • Persaingan masih sedikit namun permintaan pasar terus meningkat.
Nah, itulah tips budidaya jahe gajah dilahan sempit namun dengan hasil panen yang melimpah. Cara ini cukup efektif dan murah, karena hanya bermodal karung bekas atau polybag Anda sudah bisa menanam jahe gajah. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Berlangganan artikel terbaru via email: