Cara Menanam Padi Organik dengan Metode SRI (System of Rice Intensification)
Budidaya – Masyarakat dunia berupaya
meningkatkan ketahanan pangan dengan berbagai macam cara, terutama pada tanaman
pangan misalnya padi. Di Indonesia sendiri metode budidaya dalam upaya
meningkatkan kualitas dan produktifitas padi telah dikenal dengan metode “Jajar
Legowo”, yaitu sistem penanaman padi dengan mengatur jarak tanam sedemikian
rupa sehingga produktifitas padi bisa meningkat. Satu lagi metode budidaya padi
yang sudah dikenal luas dan mendunia, yaitu metode System of Rice
Intensification yang disingkat dengan metode SRI. Metode SRI (System of Rice
Intensification) merupakan suatu inovasi cara budidaya padi dalam upaya
meningkatkan produktifitas padi. Metode ini dilaporkan mampu meningkatkan hasil
produksi padi antara 50 hingga 100%.
System
of Rice Intensification atau teknik budidaya padi SRI sudah dikenal sejak lama,
tepatnya sejak 33 yang lalu. Teknik budidaya padi dengan metode SRI pertamakali
dipublikasikan pada tahun 1983 di Madagaskar. Penemu metode ini adalah Fr.
Henri de Laulanie, SJ, beliau adalah seorang Pastor Jesuit berkebangsaan
Perancis. Beliau menamai metode budidaya padi temuannya dalam bahasa Perancis,
yaitu le System de Riziculture Intensive. Metode ini dalam bahasa
Inggris dikenal dengan System of Rice Intensification (SRI) dan
lebih populer daripada nama aslinya.
A. Apa yang dimaksud dengan budidaya
padi metode SRI(System
of Rice Intensification)?
Metode
System of Rice Intensification (SRI) adalah metode atau teknik budidaya padi
organik dengan menekankan pada pola pengolahan tanah, pola pengelolaan tanaman,
pola pemanfaatan air, dan penggunaan pupuk organik. Artinya System of Rice
Intensification (SRI) merupakan teknik budidaya padi yang diterapkan untuk
meningkatkan hasil produksi padi dengan biaya yang lebih rendah. Hingga saat
ini metode SRI telah berkembang ke lebih dari 36 negara di dunia, termasuk salah
satunya adalah Indonesia. Beberapa negara diantaranya adalah : yang pertama
tentu saja negara asal metode ini yaitu Madagaskar, Thailand, Gambia, Cina,
Kamboja, Nepal, Vietnam, Laos dan lainnya.
B.
Prinsip dasar metode SRI (System
of Rice Intensification)
Ada beberapa prinsip
dasar yang menjadi ketentuan dalam teknik budidaya padi dengan metode System of
Rice Intensification (SRI), yaitu sebagai berikut :
a). Bibit ditanam pada usia yang sangat muda, yaitu bibit yang berumur kurang dari 12 hari setelah semai.
b). Bibit ditanam dengan pola satu lubang satu tanaman. Jarak tanam misalnya 25 x 25 cm, 30 x 30 cm atau dengan sistem jajar legowo 2.
c). Bibit ditanam pada usia muda dan masih lemah, pindah tanam harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar tidak merusak perakaran dan ditanam dangkal.
d). Bibit harus segera ditanam setelah dicabut dari persemaian.
e). Tanah tidak diairi secara terus menerus, pengairan dilakukan dengan sistem berselang dengan ketinggian air maksimal 2 cm.
f). Mengoptimalkan pengolahan tanah dengan pembajakan untuk meningkatkan aerasi tanah.
g). Penyiangan dilakukan sejak tanaman berusia 10 hari, penyiangan bisa dilakukan hingga 3 kali dengan interval 10 hari.
h). Penggunaan pupuk organik untuk mempertahankan kualitas tanah dan menjaga keseimbangan biota tanah.
a). Bibit ditanam pada usia yang sangat muda, yaitu bibit yang berumur kurang dari 12 hari setelah semai.
b). Bibit ditanam dengan pola satu lubang satu tanaman. Jarak tanam misalnya 25 x 25 cm, 30 x 30 cm atau dengan sistem jajar legowo 2.
c). Bibit ditanam pada usia muda dan masih lemah, pindah tanam harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar tidak merusak perakaran dan ditanam dangkal.
d). Bibit harus segera ditanam setelah dicabut dari persemaian.
e). Tanah tidak diairi secara terus menerus, pengairan dilakukan dengan sistem berselang dengan ketinggian air maksimal 2 cm.
f). Mengoptimalkan pengolahan tanah dengan pembajakan untuk meningkatkan aerasi tanah.
g). Penyiangan dilakukan sejak tanaman berusia 10 hari, penyiangan bisa dilakukan hingga 3 kali dengan interval 10 hari.
h). Penggunaan pupuk organik untuk mempertahankan kualitas tanah dan menjaga keseimbangan biota tanah.
C.
Keunggulan cara budidaya padi SRI (System
of Rice Intensification)
Jika
dibandingkan dengan teknik budidaya padi seperti pada umumnya atau
konvensional, cara menanam padi SRI memiliki beberapa keunggulan dan kelebihan.
Baik keunggulan dari segi pemanfaatan air, biaya produksi, waktu atau masa
panen serta kualitas padi atau beras yang dihasilkan. Berikut ini beberapa
keunggulan metode budidaya padi SRI :
a).
Hemat air
Teknik
pengairan pada budidaya padi SRI dilakukan dengan sistem pengairan berselang
atau sistem irigasi terputus. Artinya ada masa pengairan dan masa pengeringan.
Tanaman padi metode SRI tidak diari secara terus menerus, dan pengairannya pun
hanya dilakukan hingga ketinggian antara 5 mm hingga maksimal 2 cm saja. Teknik
pengairan seperti ini dapat menghemat dalam penggunaan air.
b).
Hemat penggunaan benih
Dalam
teknik budidaya padi metode SRI, bibit ditanam satu bibit satu lubang. Dalam
teknik ini hanya membutuhkan 5 kg benih untuk lahan seluas 1 hektar. Hal ini
tentu saja bisa menghemat penggunaan benih dan menghemat biaya.
c).
Panen lebih cepat
Metode
budidaya padi SRI mengharuskan penanaman bibit pada usia muda, yaitu dibawah 12
hari setelah tanam sehingga waktu panen bisa lebih cepat. Dengan demikian biaya
pemeliharaan bisa ditekan dan hemat waktu.
d).
Produksi tinggi
Hasil
produksi padi dapat meningkat antara 50 hingga 100% jika dibandingkan dengan
cara budidaya pada umumnya. Dibeberapa tempat dilaporkan produksi padi mencapai
11 sampai 12 ton per hektar.
e).
Menghasilkan padi yang sehat
Budidaya
padi metode SRI merupakan budidaya berbasis organik yang ramah lingkungan
karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Dengan demikian padi yang
dihasilkan dapat dipastikan padi organik yang sehat tanpa residu bahan kimia.
D.
Cara budidaya padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification)
Berikut
ini langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI atau System of Rice
Intensification
1).
Pengolahan lahan budidaya padi metode SRI
Pengolahan
lahan pada budidya padi metode SRI tidak jauh berbeda dengan pengolahan lahan
sawah pada umumnya. Tanah dibajak atau dicangkul hingga 2 – 3 kali. Pembajakan
pertama adalah pembajakan kasar disertai dengan memendam semua sisa-sisa gulma.
Seteleh beberapa hari kemudian dilakukan pembajakan ke-2, yaitu pembajakan
halus. Yang terakhir adalah pembajakan atau pencangkulan, sekaligus meratakan
lahan yang akan ditanami. Lahan harus benar-benar rata agar pengairan bisa merata
keseluruh lahan. Kemudian dibuat parit ditengah dan pinggir petakan, tujuannya
adalah untuk memudahkan pengairan. Setelah selesai pengolahan lahan, sebelum
penanaman genangi lahan selama kurang lebih 24 jam. Kemudian keringkan dan
kesokan harinya bibit siap untuk ditanam.
2).
Persiapan benih budidaya padi metode SRI
Langkah
awal yang harus dilakukan dalam budidaya padi adalah pemilihan benih. Gunakan
benih padi unggul yang sudah benar-benar teruji kualitasnya. Untuk jenis
varietasnya bisa disesuaikan dengan kebiasaan petani padi setempat atau
varietas yang yang banyak ditanam pada wilayah tersebut. Kebutuhan benih padi
untuk luasal lahan 1 hektar adalah 5 kilogram. Kemudian benih diseleksi untuk
memastikan benih yang akan disemai benar-benar memiliki kualitas yang bagus.
Seleksi benih bisa dilakukan dengan cara merendam benih dengan air, benih yang
baik akan tenggelam dan benih yang mengapung dibuang saja.
Air
yang digunakan untuk menyeleksi benih yang baik adalah air larutan garam.
Masukkan air kedalam wadah kemudian tambahkan garam secukupnya, aduk hingga
garam larut. Kemudian uji kelayakan air tersebut dengan memasukkan telur
kedalam air, jika telur masih tenggelam maka tambahkan garam lagi dan diaduk
hingga larut. Lakukan sampai telur tersebut mengapung, jika demikian air sudah
bisa digunakan untuk menguji benih. Gunakan benih yang tenggelam saja, kemudian
bilas dengan air biasa.
3).
Cara menyemai benih padi metode SRI
Siapkan
media semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan
1 : 1. Tempat menyemai benih bisa menggunakan nampan, baki atau ditebar ditanah
langsung. Benih yang sudah disiapkan direndam menggunakan air biasa selama satu
hari satu malam. Kemudian benih ditiriskan, peram ditempat yang lembab hingga
keluar bakal tunas, biasanya pemeraman hanya membutuhkan waktu 2 – 3 hari.
Benih ditabur diatas permukaan media semai kemudian ditutup tipis menggunakan
tanah halus.
4).
Cara menanam padi metode SRI (System
of Rice Intensification)
Genangi
lahan selama kurang lebih 24 jam sehari sebelum proses penanaman dilakukan.
Kemudian keringkan dan keseokan harinya bibit padi siap ditanam. Sebelum lahan
ditanami, buatlah garis jarak tanam terlebih dahulu. Jarak tanam budidaya padi
metode SRI adalah 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Bibit siap tanam dalam budidaya
padi metode SRI adalah bibit yang berusia dibawah 12 hari setelah semai. Cabut
bibit satu persatu secara hati-hati dari persemaian, bibit yang sudah dicabut
harus segera ditanam kelahan. Tanam bibit satu lubang tanam satu bibit. Bibit
ditanam tegak lurus dan dangkal (jangan terlalu dalam).
5).
Perawatan budidaya padi metode SRI (System of Rice Intensification)
Selanjutnya
setelah proses penanaman selesai adalah perawatan dan pemeliharaan. Perawatan
dalam budidaya padi SRI meliputi pengairan,
penyiangan
dan pemupukan. Pemeliharaan dan perawatan padi metode SRI adalah sebagai
berikut :
a.
Pengairan
Pada
metode SRI adalah pengairan dengan sistem irigasi terputus atau pengairan
berselang. Pada metode SRI lahan tidak digenangi secara terus menerus. Dari
usia 0 – 10 atau 14 hari lahan tidak perlu digenangi air, cukup dialiri air saja
hingga macak-macak. Setelah itu genangi tanaman padi untuk mencegah atau
menghambat pertumbuhan gulma. Pengairan cukup dangkal saja, ketinggian air
maksimal 2 cm. Setelah beberapa hari lahan cukup dialiri air saja. Pada usia 2
bulan setelah tanam, lakukan lagi penggenangan dan beberapa saat menjelang
panen lahan dikeringkan kembali.
b.
Penyiangan
Pemeliharaan
selanjutnya adalah penyiangan, lakukan penyiangan secara manual atau tidak
menggunakan herbisida. Penyiangan bisa dilakukan menggunakan alat rotary weeder
atau alat sejenisnya. Lakukan penyiangan hingga 2 atau 3 kali dalam satu musim
tanam, tergantung kondisi gulma.
c.
Pemupukan
Pemupukan bisa
dilakukan hingga 3 kali dalam satu musim tanam. Oleh karena budidaya padi metode
SRI (System of Rice Intensification) adalah budidaya secara
organik, maka gunakanlah pupuk organik. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang atau pupuk kompos yang sudah benar-benar matang, atau menggunakan jenis
pupuk organik lainnya. Pada saat melakukan pemupukan, sebaiknya lahan
dikeringkan terlebih dahulu. Pupuk ditaburkan secara merata pada lahan, dosis
pemupukan disesuaikan dengan luas lahan dan kondisi kesuburan tanah.
– Pemupukan I dilakukan pada usia 7 – 14 hari setelah tanam
– Pemupukan II dilakukan pada usia 20 – 30 hari setelah tanam
– Pemupukan II dilakukan pada usia 40 – 45 hari setelah tanam
– Pemupukan II dilakukan pada usia 20 – 30 hari setelah tanam
– Pemupukan II dilakukan pada usia 40 – 45 hari setelah tanam
6).
Penanggulangan hama dan penyakit
Ingat,
teknik budidaya padi dengan metode SRI adalah budidaya tanaman yang berbasis
organik. Sebisa mungkin hindari penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan
hama dan penyakit. Penanggulangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) secara
organik bisa dilakukan dengan cara mekanis dan penggunaan pestisida
organik/pestisida hayati. Penggunaan pestisida kimia adalah pilihan terakhir
jika pestisida organik sudah tidak mampu lagi mengendalikan hama.
Umur
panen tanaman padi bervariasi, tergantung varietas atau jenis benih yang
digunakan. Pemanenan padi yang dibudidayakan dengan metode SRI (System
of Rice Intensification) sama persis dengan pemanenan padi pada umumnya.
Beberapa hari sebelum penen dilakukan, hendaknya lahan dikeringkan terlebih
dahulu untuk memudahkan dalam melakukan pemanenan. Demikian “cara menanam padi
organik metode SRI” semoga bermanfaat…